UGM dalam Pusaran Pendidikan

Pameran Virtual Tematik Arsip UGM

Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional pada tanggal 2 Mei, Arsip UGM menyelenggarakan pameran dengan tema “UGM dalam Pusaran Pendidikan”. Arsip-arsip yang ditampilkan dalam pameran ini merupakan khazanah Arsip UGM. Berhubung masih dalam masa pandemi, pameran diselenggarakan secara virtual melalui laman Arsip UGM.

UGM di Awal Kemerdekaan

Cikal Bakal UGM

Pascakemerdekaan, pergolakan revolusi fisik tak juga mereda. Jakarta dan Bandung tidak kondusif lagi. Banyak pelajar dan mahasiswa yang meninggalkan kota-kota besar mencari daerah yang aman. Termasuk Ibukota RI dan beberapa kantor pemerintahan dipindahkan ke Yogyakarta dan Klaten. Sejak tahun 1946 hingga berdirinya UGM tahun 1949, didirikan berbagai perguruan tinggi di Klaten dan Yogyakarta. Perguruan tinggi inilah yang kemudian pada tahun 1949 digabung menjadi Universitit Negeri Gadjah Mada yang kini kita kenal dengan Universitas Gadjah Mada (UGM). Beberapa arsip ini menjadi bukti keberadaan perguruan-perguruan tinggi pada masa sebelum lahirnya UGM.

Turunan SK Menteri Kesehatan RI No. 319/Peg. tertanggal 3 Mei 1946 tentang pengangkatan Dr. M. Sardjito sebagai Guru Besar pada Perguruan Tinggi Kedokteran dan pemberian gelar profesor kepada beliau (AS/OA.PF/1). SK ini menjadi bukti keberadaan Perguruan Tinggi Kedokteran pada tahun 1946.
Kutipan SK Menteri Kesehatan RI No. 1722/Peg/10. tanggal 3 Agustus 1950 tentang penetapan guru tidak tetap pada Perguruan Tinggi Kedokeran dan Perguruan Tinggi Farmasi di Jogjakarta. Dalam SK tersebut disebutkan ada Ir. Herman Johannes dari Sekolah Tinggi Teknik. (AS/OA.PF/1). SK ini menunjukkan keberadaan Perguruan Tinggi Kedokteran, Perguruan Tinggi Farmasi, dan Sekolah Tinggi Teknik.
Kutipan SK Gabungan Perguruan Tinggi Kedokteran, Kedokteran Gigi dan Farmasi di Yogyakarta tanggal 31 Mei 1950 (AS/OA/PF.1).
Turunan SK Menteri Kesehatan No. 271/Seg/D/Pe/16 tertanggal 22 Oktober 1949. (AS/OA/PF/1) SK ini pertama mejadi bukti adanya perguruan tinggi PTK, PTKG dan PTAO di Klaten, selanjutnya perguruan tinggi tersebut dipindahkan ke Klaten. Kedua, bukti penggabungan PTK, PTKG, dan PTAO menjadi Perguruan Tinggi Kedokteran. Ketiga, bukti bahwa Prof. dr. Sardjito menjadi pimpinan perguruan tinggi gabungan tersebut.

UGM di Kraton

Pada Masa Awal Berdiri

UGM didirikan melalui PP No. 23 Tahun 1949 tertanggal 16 Desember 1949. Setiap tahun UGM memperingati dies natalis pada tanggal 19 Desember. Pada awal berdiri UGM menempati berbagai lokasi di antaranya komplek Kraton Yogyakarta, Komplek Ngasem, dan Jetis. Periode awal UGM dipimpin oleh Presiden Universitas, Prof. Dr. M. Sardjito.

PP 23 Tahun 1949 tanggal 16 Desember 1949 tentang Penggabungan Universitit menjadi UNGM. SK ini menunjukkan UGM terdiri dari berbagai perguruan tinggi yang telah ada sebelumnya kemudian digabung menjadi satu (AS1/SC.PM/2.1).
Turunan Keputusan Presiden RI No. 143/A/50 tentang pengangkatan Prof. Dr. M. Sardjito menjadi Presiden Universitit Negeri Gadjah Mada terhitung mulai 1 Agustus 1950, sedangkan penetapannya dilakukan di Yogyakarta tanggal 14 Agustus 1950 (AS/OA.PF/1).
SK Menteri Pendidikan, Pengadjaran, dan Kebudajaan RI No. 3458/C tertanggal 17 Agustus 1950 tentang Pengangkatan Prof. dr. M. Sardjito sebagai Ketua Senat Universitit Negeri Gadjah Mada (AS/OA/PF/1).
Turunan SK Menteri Pendidikan, Pengadjaran, dan Kebudajaan RI No. 6231/C tanggal 10 Agustus 1950 tentang pengangkatan Prof. Dr. M. Sardjito sebagai Ketua Senat Universitit Negeri Gadjah Mada sebagai Dewan Curator Universitit Negeri Gadjah Mada (AS/OA.PF/1).
"Pagelaran", salah satu bagian dari Kraton Yogyakarta yang pernah menjadi pusat kegiatan UGM (AS2/SC.Su/2)
Kampus Universitit Negeri Gadjah Mada di Pagelaran Kraton Yogyakarta
Para mahasiswa di Kampus Universitit Negeri Gadjah Mada Komplek Pagelaran Kraton Yogyakarta (AF7/B14)
Kampus UGM Kompek Ngasem Tahun 1950-an (AF/IP.IG/1950an-1B)
Fakultas Kedokteran di Komplek Ngasem Tahun 1950-an (AF/IP.IG/1950an-1B)
Para mahasiswa Fakultas Sastera, Pedagogik, dan Filsafat berfoto di depan fakultas Komplek Ngasem (AF7/B34)

Potret Perkuliahan Jaman Dulu

Pada awal berdiri tahun 1949, UGM belum memiliki kampus atau gedung sendiri. Saat itu UGM menempati gedung di berbagai lokasi di antaranya komplek Kraton dan Ngasem hingga tahun 1970-an. Dengan segala keterbatasan, berbagai kegiatan kampus tetap diselenggarakan. Kegiatan-kegiatan tersebut di antaranya perkuliahan, plonco, seminar, ujian promosi doktor, pengambilan sumpah dokter, penganugerahan honoris causa, dan lain-lain.

Promosi Doktor drg. R. Sumardi tanggal 11 Juni 1957 bertempat di Sitihinggil (AS2/SC.SU/2)
Kegiatan perploncoan mahasiswa Kedokteran UGM saat di kampus komplek Ngasem (AF/FK/53)
Upacara penganugerahan Gelar Doktor HC kepada Ir. Soekarno berlangsung di Sitihinggil tanggal 19 September 1951. (AF1/AM.MC/1951-1N)
Menyanyikan lagu Indonesia Raya dalam acara Seminar Kembali ke UUD `45 dan Followup-nya tanggal 26 April 1959 di Sitihinggil (AF2/AM.MS/1959-1A)
Notonagoro menyampaikan materi dalam Seminar Kembali ke UUD `45 dan Followup-nya tanggal 26 April 1959 di Sitihinggil (AF2/AM.MS/1959-1D)
Upacara Penyumpahan Dokter-dokter Baru FKU dan Pamitan Dokter FKU kepada Rektor berlangsung di Mangkubumen tanggal 24 Desember 1971. (AF.FA.KU.1971.2C)

UGM dalam Pembangunan Pendidikan di Luar Jawa
melalui Program Pengerahan Tenaga Mahasiswa (PTM)

Pada awal kemerdekaan, kondisi pendidikan di Indonesia masih sangat memprihatinkan, terutama di luar Jawa. Sekolah tingkat menengah sangat terbatas jumlahnya. Hal ini disebabkan tidak ada tenaga pengajar atau guru. Oleh karena itu, melalui program Pengerahan Tenaga Mahasiswa, beberapa mahasiswa UGM ikut merintis pendidikan menengah di luar Jawa.

Foto bersama peringatan ulang tahun perpisahan dengan guru di SGA, tempat Bimo Walgito (mahasiswa Fakultas Psikologi UGM) mengajar tahun 1957. (AF7/F23)
PTM Tanjung Karang, Sekolah Guru A T-D-K, 15 Juni 1959 (AF7/F1)
PTM Meulaboh, foto bersama para pengajar SMA Negeri (AF7/F27)

UGM Kampus Bulaksumur

Selama menempati gedung di berbagai lokasi, UGM juga mempersiapkan pembangunan kampus UGM di komplek Bulaksumur. Diawali dengan peletakan batu pertama pembangunan Gedung Pusat UGM pada tanggal 19 Desember 1951. Pembangunan Gedung Pusat UGM selesai tahun 1959 dan diresmikan oleh Presiden Soekarno tanggal 19 Desember 1959. Pembangunan gedung-gedung fakulas dilakukan secara bertahap. Beberapa fakultas ada yang menggunakan Gedung Pusat UGM sebagai tempat perkuliahan.

Proses pembangunan Gedung Pusat UGM tahun 1952


Presiden RI PJM. Ir. Soekarno sedang memasang batu pertama Gedung Pusat UGM pada tanggal 19 Desember 1951. (AF1/IP.IG/1951-1A)
Gedung Pusat UGM dari depan, tampak rombongan presiden (AF/IP.IG/1959-1A)
Peresmian Gedung Pusat UGM oleh Presiden RI PJM. Ir. Soekarno (AF/IP.IG/1959-1B)
Gedung Pusat UGM tahun 1960-an dengan latar belakang Gunung Merapi (AF/IP.IG/1960an-1A)
Papan fakultas di Gedung Pusat UGM tahun 1974 (AF/IP.IG/1974-1C)
Suasana Wisuda di Halaman Gedung Pusat UGM pada November 1987 (AF2/AA.AW/1987-2C)
Suasana sebelum wisuda dimulai, tampak para wisudawan berbaris sesuai fakultas masing-masing di Gedung Pusat UGM tanggal 19 Februari 1988 (AF2/AA.AW/1988-1A)