UGM dalam Pusaran Pendidikan
Pameran Virtual Tematik Arsip UGM
Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional pada tanggal 2 Mei, Arsip UGM menyelenggarakan pameran dengan tema “UGM dalam Pusaran Pendidikan”. Arsip-arsip yang ditampilkan dalam pameran ini merupakan khazanah Arsip UGM. Berhubung masih dalam masa pandemi, pameran diselenggarakan secara virtual melalui laman Arsip UGM.
UGM di Awal Kemerdekaan
Cikal Bakal UGM
Pascakemerdekaan, pergolakan revolusi fisik tak juga mereda. Jakarta dan Bandung tidak kondusif lagi. Banyak pelajar dan mahasiswa yang meninggalkan kota-kota besar mencari daerah yang aman. Termasuk Ibukota RI dan beberapa kantor pemerintahan dipindahkan ke Yogyakarta dan Klaten. Sejak tahun 1946 hingga berdirinya UGM tahun 1949, didirikan berbagai perguruan tinggi di Klaten dan Yogyakarta. Perguruan tinggi inilah yang kemudian pada tahun 1949 digabung menjadi Universitit Negeri Gadjah Mada yang kini kita kenal dengan Universitas Gadjah Mada (UGM). Beberapa arsip ini menjadi bukti keberadaan perguruan-perguruan tinggi pada masa sebelum lahirnya UGM.



UGM di Kraton
Pada Masa Awal Berdiri
UGM didirikan melalui PP No. 23 Tahun 1949 tertanggal 16 Desember 1949. Setiap tahun UGM memperingati dies natalis pada tanggal 19 Desember. Pada awal berdiri UGM menempati berbagai lokasi di antaranya komplek Kraton Yogyakarta, Komplek Ngasem, dan Jetis. Periode awal UGM dipimpin oleh Presiden Universitas, Prof. Dr. M. Sardjito.









Potret Perkuliahan Jaman Dulu
Pada awal berdiri tahun 1949, UGM belum memiliki kampus atau gedung sendiri. Saat itu UGM menempati gedung di berbagai lokasi di antaranya komplek Kraton dan Ngasem hingga tahun 1970-an. Dengan segala keterbatasan, berbagai kegiatan kampus tetap diselenggarakan. Kegiatan-kegiatan tersebut di antaranya perkuliahan, plonco, seminar, ujian promosi doktor, pengambilan sumpah dokter, penganugerahan honoris causa, dan lain-lain.






UGM dalam Pembangunan Pendidikan di Luar Jawa
melalui Program Pengerahan Tenaga Mahasiswa (PTM)
Pada awal kemerdekaan, kondisi pendidikan di Indonesia masih sangat memprihatinkan, terutama di luar Jawa. Sekolah tingkat menengah sangat terbatas jumlahnya. Hal ini disebabkan tidak ada tenaga pengajar atau guru. Oleh karena itu, melalui program Pengerahan Tenaga Mahasiswa, beberapa mahasiswa UGM ikut merintis pendidikan menengah di luar Jawa.



UGM Kampus Bulaksumur
Selama menempati gedung di berbagai lokasi, UGM juga mempersiapkan pembangunan kampus UGM di komplek Bulaksumur. Diawali dengan peletakan batu pertama pembangunan Gedung Pusat UGM pada tanggal 19 Desember 1951. Pembangunan Gedung Pusat UGM selesai tahun 1959 dan diresmikan oleh Presiden Soekarno tanggal 19 Desember 1959. Pembangunan gedung-gedung fakulas dilakukan secara bertahap. Beberapa fakultas ada yang menggunakan Gedung Pusat UGM sebagai tempat perkuliahan.







