Arsip:

Telisik

Dekolonisasi Arsip sebagai Warisan Budaya: Kajian Awal Pengembalian Arsip Statis Era Hindia Belanda

oleh Jajang Nurjaman

Dekolonisasi dapat terjadi di segala bidang, termasuk juga bidang kearsipan. Konvensi Wina tahun 1983 telah menggariskan bahwa arsip yang tercipta di negara asal (negara jajahan) akan menjadi milik negara tersebut ketika negara itu merdeka. Dekolonisasi arsip sudah banyak terjadi, contohnya di negara-negara jajahan Inggris dan Prancis. Di Indonesia sendiri, dekolonisasi terjadi ketika kerja sama dilakukan di tahun 1970 untuk mengembalikan arsip Djogdja Documenten dari Belanda. Penelitian ini akan menginvestigasi literatur-literatur terkait dekolonisasi pada umumnya, dan dekolonisasi arsip pada khususnya. Lebih jauh lagi, penelitian ini akan membahas kajian awal dekolonisasi arsip era Hindia Belanda, baik pada lingkungan analog maupun di lingkungan digital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sudah ada dekolonisasi terjadi di dua lingkungan tersebut. lihat lanjut

Nilai-Nilai Filosofis Gedung Pusat UGM dan Relevansinya Bagi Pengembangan Ilmu

oleh Heri Santoso

Penelitian ini ditujukan untuk: (1) menginventarisasi, mensistematisasi, dan mengeksplisitasi nilai-nilai filsafat kehidupan yang terkandung dalam unsur-unsur utama arsitektur Gedung Pusat UGM; (2) mengevaluasi secara kritis dan menyusun suatu konsepsi relevansi filsafat kehidupan yang terkandung dalam arsitektur Gedung Pusat UGM bagi pengembangan keilmuan di pendidikan tinggi. Penelitian ini menggunakan model penelitian filosofis di lapangan, dengan memadukan data kepustakaan yang ditunjang dengan data lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, nilai-nilai filosofis Gedung Pusat UGM dapat digali dari sejarah dan ajaran filsafat hidup para pendirinya serta makna simbolik yang diwujudkan dalam bentuk arsitektur bangunannya. Kedua, Para pendiri Gedung Pusat UGM mengajarkan tentang keluhuran budi (pengabdian kepada bangsa, keikhlasan, kesabaran, kegigihan, keuletan dan pantang menyerah), serta keluasan ilmu dan pengetahuan yang mampu mengharmoniskan berbagai aliran pemikiran kefilsafatan yang sedang berkembang di masanya, dan merupakan puncak-puncak peradaban dunia; Ketiga, Arsitektur Gedung Pusat UGM mengajarkan tentang keberhasilan ilmuwan UGM, meramu berbagai aliran-aliran pemikiran yang berkembang di dunia dalam ramuan khas Indonesia yang berujung pada karya yang baik, benar, indah dan sakral. Keempat, filosofi Gedung Pusat UGM memberi dasar dan orientasi bagi pengembangan ilmu di UGM pada khususnya dan perguruan tinggi di Indonesia pada umumnya untuk senantiasa membangun berdasarkan jati diri, dengan tetap belajar dan bekerjasama dengan dunia luar demi kemanfaatan dan peningkatan peradaban umat manusia. lihat lanjut

Jaringan Informasi dan Komunikasi Organisasi VOC di Sulawesi (Makasar) 1735-1737: Studi Kasus Arsip Overgekomen Brieven en Papieren (OBP) sebagai Penghubung Vital Komunikasi VOC

Oleh Jajang Nurjaman

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jaringan informasi dan komunikasi organisasi dagang terbesar di abad 17 dan 18, Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), khususnya organisasi VOC di Sulawesi (Makasar). Arsip yang diteliti adalah khazanah arsip VOC yang terdapat di Nationaal Archief (NA) Belanda, yaitu arsip Overgekomen Brieven en Papieren (OBP) nomor 2381. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan menggunakan sumber primer arsip OBP dan sumber sekunder literatur yang berkaitan dengan jaringan dan VOC. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa arsip OBP memiliki struktur yang dapat menggambarkan sistem komunikasi VOC, dan topik yang paling banyak didiskusikan dalam korespondensi antara organisasi VOC di Makasar dengan pos-pos terluar adalah mengenai bajak laut dan perang. lihat lanjut

Peran Ketokohan Sardjito dalam Pendirian dan Penamaan RSUP Dr. Sardjito

Oleh Herman Setyawan

Penelitian ini bertujuan untuk membuat deskripsi tentang peran ketokohan Sardjito dalam pendirian dan penamaan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito. Pada awal pendiriannya, Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito merupakan rumah sakit pendidikan di Universitas Gadjah Mada, dan dibangun di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan metode sejarah, penelitian ini mencoba menggambarkan berbagai peran Sardjito dan situasi yang melatarbelakangi pendirian Rumah Sakit Dr. Sardjito. Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa peran ketokohan Sardjito cukup besar dalam pendirian dan penamaan Rumah Sakit Dr. Sardjito. lihat lanjut

Sejarah Singkat Grha Sabha Pramana UGM dari Khazanah Arsip Universitas Gadjah Mada

oleh Heri Santosa

Penelitian ini bertujuan menyajikan informasi tentang sejarah Auditorium UGM, sehingga memudahkan para peneliti maupun pengguna arsip dalam menemukan arsip berdasarkan tema tertentu. Sumber penelitian ini meliputi sumber primer dan sekunder berupa khasanah arsip statis yang ada di Arsip UGM, wawancara serta bahan pustaka. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah. GedungAuditorium UGM berdiri tegak dihamparan lahan seluas 11.069,80 meter persegi. Lahan itu, sebelumnya dikenal sebagai lapangan Pancasila. Gedung Auditorium UGM diresmikan dengan sengkalan memet yang berbunyi Catur Kumuda Ambuka Bawana: 1994. Arti sengkalan memet ini adalah bahwa UGM didirikan tahun 1949 dan peresmian Auditorium UGM pada tahun 1994, dengan harapan semoga seluruh sivitas akademika UGM selalu mendapatkan keberuntungan dan kebahagiaan di dalam tugas dan pengabdiannya demi nusa dan bangsa Indonesia. Awalnya fungsi utama Gedung Auditorium UGM digunakan untuk menunjang segala kegiatan akademik yang diselenggarakan oleh Universitas Gadjah Mada tetapi seiring berjalannya waktu gedung ini sekarang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat umum dalam bentuk sewa. lihat lanjut

BPR Duta Gama: Sejarah dan Perkembangannya; Dari Khazanah Arsip Universitas Gadjah Mada

oleh Kurniatun

Universitas Gadjah Mada (UGM) merupakan universitas negeri tertua di negara ini yang telah mempunyai beberapa bidang usaha bahkan sebelum universitas ini berstatus sebagai Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT BHMN). Salah satu bidang usaha yang dimiliki UGM adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Duta Gama – yang saat ini sudah berganti nama menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Universitas Gadjah Mada yang beralamat di Jl. Colombo, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (Kantor Pusat), dan telah mempunyai dua kantor kas yaitu Kantor Kas Jalan Kaliurang di Jalan Kaliurang Km.9,5, Sleman, Yogyakarta, Kantor Kas Tajem di Jalan Raya Tajem, Tapanrejo (Selatan Perempatan Tajem) Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta dan Payment Point di Timur Gedung Rektorat UGM. Hal ini menunjukkan bahwa UGM sebagai universitas besar di Indonesia menjadi pelopor dalam menciptakan bidang usaha keuangan yang dapat menumbuhkan sektor perekonomian baik untuk lingkungan kampus maupun untuk masyarakat umum di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. lihat lanjut

Sekilas tentang Pemberian Gelar Doktor Honoris Causa (HC)/ Gelar Kehormatan di Universitas Gadjah Mada

Oleh Ully Isnaeni Effendi

Gelar Doktor Honoris Causa (H.C)/Doktor Kehormatan adalah gelar kesarjanaan yang diberikan oleh suatu perguruan tinggi/universitas yang memenuhi syarat kepada seseorang, tanpa orang tersebut perlu untuk mengikuti dan lulus dari pendidikan yang sesuai untuk mendapatkan gelar kesarjanaannya tersebut. Gelar Doktor Honoris Causa dapat diberikan apabila seseorang tersebut telah dianggap berjasa dan atau berkarya luar biasa bagi ilmu pengetahuan dan umat manusia. Tidak semua perguruan tinggi/universitas dapat memberikan gelar Doktor Honoris Causa (H.C)/Doktor Kehormatan, hanya perguruan tinggi/universitas yang memenuhi syaratlah yang diberikan hak secara eksplisit untuk memberi gelar Doktor Honoris Causa
(H.C)/Doktor Kehormatan. Terdapat beberapa peraturan yang menjelaskan mengenai pemberian Gelar Doktor Honoris Causa (HC)/Gelar Kehormatan, baik peraturan secara nasional maupun intern Universitas
Gadjah Mada (UGM). lihat lanjut

Sejarah Fakultas Sastra dan Kebudajaan UGM 1946-1982

Oleh Musliichah

Perkembangan fakultas di lingkungan UGM sangat dinamis. Hal ini ditunjukkan dengan pendirian, pembubaran, penggabungan, pemekaran/pemecahan, maupun pergantian nama fakultas. Salah satu bukti dinamika tersebut adalah keberadaan Fakultas Sastra dan Kebudajaan UGM yang saat ini menjadi Fakultas Ilmu Budaya UGM. N ama Fakultas Sastra dan Kebudajaan UGM berlaku sejak tahun 1955 (sebelum tahun 1955 bernama Fakultas Sastra, Pedagogik dan Filsafat UGM) dan berakhir tahun 1982 (kemudian bernama Fakultas Sastra UGM). Fakultas Sastra UGM kemudian berganti nama menjadi Fakultas Ilmu Budaya UGM. Tulisan ini menyajikan informasi tentang perkembangan Fakultas Sastra dan Kebudajaan UGM dimulai dari embrio pendiriannya tahun 1946 hingga tahun 1982, ketika berganti nama menjadi Fakultas Sastra UGM. Informasi-informasi ini ditulis berdasarkan sumber arsip yang tersimpan di Arsip UGM sehingga penyebutan nama-nama lembaga atau unit-unit kerja masih menggunakan ejaan lama sesuai dengan kutipan pada sumber arsip. lihat lanjut

Kebun Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan Pertanian Universitas Gadjah Mada: Menelisik Perkembangan Kelembagaan Berdasar Arsip

Oleh Zaenudin

Sejarah KP4

Kebun Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan Pertanian Universitas Gadjah Mada atau biasa disingkat KP4 UGM terletak di Desa K alitirto , Berbah , Sleman , Yogyakarta. Kebun tersebut berjarak sekitar 15 km dari Kampus UGM arah timur. Apabila ditempuh dengan kendaraan bermotor memerlukan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Kebun yang berwujud sawah, lereng, wedi kengser dan beberapa gedung tersebut mempunyai luas total 35 hektar dan terdiri atas 3 blok. Blok I terdiri atas: IA, IB, IC, ID, dan IE. Blok II terdiri atas: IIA, IIB, IIC, IID, dan IIE. Sedangkan Blok III terdiri atas IIIA dan IIIB (Laporan KP4 Tahun 1990, hal. 6). lihat lanjut

Sekilas Asrama Universitas Gadjah Mada

oleh Ully Isnaeni Effendi

Setiap tahun pengajaran, Universitas Gadjah Mada (UGM) selalu mengalami kenaikan jumlah mahasiswa. Sejak tahun-tahun awal UGM berdiri jumlah mahasiswa semakin lama semakin bertambah diikuti dengan kebutuhan akan pembangunan. Tahun pengajaran 1950-1951, universitit mempersiapkan pembelian tanah di
Jalan Pakem, kira-kira 1 Km2 yang kemudian akan didirikan gedung-gedung universitit yang akan dipandang sebagai pembangunan yang besar di Indonesia. Pendanaan pembangunan disetujui oleh Kementrian Keuangan dan bantuan Pemerintah Daerah. Dalam rancangan pembangunan gedung-gedung tersebut juga direncanakan pembangunan rumah-rumah untuk asrama dengan gedung rekreasinya dan tempat-tempat untuk olahraga. Persoalan asrama bagi mahasiswa dapat diatasi atas bantuan Panitia Pengawas Asrama (di bawahpimpinan KRT Notojoedo, kemudian diganti oleh Prof. Ir. Soewandi), Persatuan Wanita Keluarga UNGM dengan menitipkan mahasiswa ke keluarga-keluarga yang dapat menerimanya. Semua ditanggung
oleh Universitit kecuali makan ditanggung mahasiswa. lihat lanjut