Pesona alam di lereng pegunungan tentu sangat indah, tanaman menghijau tumbuh subur di sekitarnya dilengkapi dengan suasana yang asri, dingin, dan sejuk. Keadaan seperti ini seharusnya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar mengenai sumber daya alamnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk bisa mewujudkannya tidak cukup dengan cara yang sederhana tetapi dibutuhkan tenaga ahli dalam bidang pengelolaan sumber daya alam. Selain itu sentuhan teknologi yang tepat untuk mengolahnya sangat dibutuhkan dalam hal ini.
Secara historis praktik kearsipan di Indonesia merupakan warisan dari bangsa Belanda yang telah menjajah negara kita berabad-abad lamanya. Istilah “arsip” sendiri diserap dari bahasa Belanda, yaitu archief. Oleh karena itu, sampai saat ini banyak peristilahan kearsipan kita yang masih dipengaruhi oleh istilah Belanda seperti kata/frasa arsip dinamis, arsip statis, inventaris, rubrik, dosir, seri, bundel, dsb. Untuk menyamakan persepsi bagi para praktisi kearsipan terhadap istilah kearsipan maka perlu dibuat kamus istilah kearsipan yang baku. Sampai saat ini sudah ada 3 jenis kamus istilah kearsipan yang diterbitkan yaitu:
Kenyataan yang ada saat ini, masih banyak instansi pemerintah maupun swasta yang belum menaruh perhatian secara proporsional terhadap penyimpanan maupun pengelolaan arsip inaktif. Tidak jarang arsip inaktif disimpan di gudang yang sama sekali tidak memenuhi persyaratan sebagai ruang simpan arsip. Arsip inaktif sering dianggap sebagai barang yang sudah tidak bernilai guna lagi, di tumpuk di gudang bercampur dengan barang-barang nonarsip sehingga arsip mengalami kerusakan, baik disebabkan oleh kelembaban udara, debu, serangga, air, maupun jamur.
Terbitan Kearsipan di Indonesia masih sangat sedikit. Di level pusat, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) pernah menerbitkan “Lembar Berita Sejarah Lisan” dan “Berita Arsip Nasional RI” pada era 1980-an dan 1990-an. Pasca reformasi ANRI melahirkan lagi beberapa terbitan diantaranya “Majalah Arsip” dan “Jurnal Kearsipan”. Di beberapa daerah, terbitan kearsipan juga pernah muncul. Badan Arsip Daerah (BAD) Jawa Barat pernah membuat terbitan dengan nama “Gema Arsip”, BAD Jawa Timur menerbitkan “Suara Badar”, bahkan lembaga kearsipan tingkat kabupaten juga membuat terbitan seperti “Buletin Arsip” yang dibuat oleh Kantor Arsip Daerah Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Dimulai pada tahun 1950-an, diprakarsai oleh Bupati Sleman, Biro Pengabdian Masyarakat UGM bersama World University Service (WUS) membuat sebuah proyek instalasi air bersih di lereng gunung merapi dengan mata air dari Tuk Bebeng. Kisah ini diangkat sebagai materi telisik pada edisi Juli 2014 ini. Khazanah edisi Juli 2014 juga memuat artikel dalam bentuk opini mengenai pengelolaan arsip inaktif tidak teratur, strategi penerjemahan istilah kearsipan dalam kamus kearsipan serta kajian kearsipan dalam domain dan ruang lingkupnya.
Malam Peringatan 80 Tahun Pytecantropus, dipimpin oleh Prof. Dr. T. Jacob, M.A., M.D.
UGM dan Lembaga Tenaga Atom bekerjasama dalam rangka memajukan dan melancarkan penggunaan tenaga atom dalam bidang kesejahteraan nusa dan bangsa
UGM menyelenggarakan Gadjah Mada Intervarsity Games tahun 1972. Kegiatan ini diselenggarakan tanggal 1-6 Agustus 1972 dengan mempertandingkan 2 cabang olah raga, Sepak Bola dan Judo. Terdapat 7 perguruan tinggi yang mengikuti kegiatan ini, UI Djakarta, IPB Bogor, ITb Bandung, UNPAD Bandung, UNDIP Semarang, UNAIR Surabaja dan UGM.
Peluncuran Roket Kembali oleh mahasiswa-mahasiswa Fakultas Teknik UGM yang bergabung dalam PRMI Yogyakarta. Peluncurkan roket berhasil dilakukan di Pantai Selatan Kapanewon, Sanden, Bantul.