Sejak didirikan pada tahun 1949 akademika Universitas Gadjah MAda sudah menunjukkan keterlibatan aktif dalam forum-forum nasonal maupun internasional. Seri Naskah Sumber 1 “UGM di Forum Internasional” merangkum sepak terjang akademika Universitas Gadjah Mada dalam keterlibatannya di Forum Internasional demi kemajuan Ilmu Pengetahuan, Kemanusiaan dan Kebangsaan.
Pada tanggal 8 – 9 Mei 2014, Universitas Airlangga (Unair) melakukan studi banding kearsipan di Arsip UGM. Dalam surat permohonan ijin studi banding, Wakil Rektor II Unair menyampaikan informasi telah dibentuknya Bidang Kearsipan Universitas Airlangga pada tanggal 24 Juli 2013 serta alasan memilih Arsip UGM sebagai lokasi studi banding, yaitu Arsip UGM sebagai Teladan I Tingkat Nasional Unit Pengelola Kearsipan Perguruan Tinggi di lingkungan Kemdikbud Tahun 2007 dan 2011.
Untuk pengembangan Bidang Kearsipan Unair tersebut maka 10 petugas kearsipan Unair melakukan studi banding di Arsip UGM. Selama dua hari dilakukan diskusi tentang manajemen lembaga Arsip UGM, program kerja, pengelolaan arsip, SDM kearsipan, teknologi kearsipan, serta sarana dan prasarana kearsipan. Selain berdiskusi juga mengunjungi langsung depo dan ruangpengolaharsip. (Musliichah)
Pada hari Rabu, 7 Mei 2014 bertempat di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri UGM Arsip UGM menggelar pameran kearsipan. Pameran diselenggarakan dalam event Dialog Kebangsaan yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Pancasila UGM bertema “Kontribusi Ilmu dan Amal Mahasiswa Bagi Negara” dengan pembicara Sri Sultan HB X, Prof. Dr. Sudjito, MH. (Kepala PSP UGM), Dr. Bernada Meterey (Ketua PPKN Universitas Cendrawasih), Dr. Rusli Yusuf (Universitas Syiah Kuala Banda Aceh), Aditya Herwin Dwiputra (Ketua BEM KM UGM) dengan moderator wartawan senior Drs. Octo Lampito, M.Pd.
40 mahasiswa Program Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya bidang keahlian Perpustakaan dan Arsip yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Perpustakaan dan Kearsipan Universtas Brawijaya Malang melakukan kegiatan study excursie “Being a True Practitioner”. Kegiatan dilakukan dengan berkunjung ke Arsip UGM pada hari Rabu tanggal 16 April 2014. Kunjungan yang dipimpin oleh Wahyu Setyawan, SH. MH. diterima langsung oleh Kepala Arsip UGM Drs. Machmoed Effendhie, M. Hum. didampingi oleh Kabid Database Arsip UGM Dra. Enny Kusumindarti W.
Senin 14 April 2014, Arsip UGM menerima kunjungan dari Politeknik Negeri Semarang. Rombongan sebanyak lima orang staf Sub Bagian Tata Usaha Politeknik Negeri Semarang yaitu Lusia Sri Retnaningsih, SE., Munadi, SH., RR. Sarwendah P., S.Sos., Sri Maryanti, A.Md., dan Widaryati, A.Md. Direktur Politeknik Negeri Semarang dalam surat permohonannya menyampaikan bahwa maksud dan tujuan dari kunjungan tersebut adalah untuk mengetahui mekanisme penyerahan dan penerimaan arsip inaktif dari Central File ke Record Centre, mekanisme penyimpanan arsip inaktif di Record Centre, dan mekanisme penyusutan arsip di Record Centre.
Sebagai pusat kegiatan civitas akademika, keberadaan kampus UGM sudah pasti mempunyai nilai ekonomis, tidak terkecuali bagi para pedagang kaki lima. Telisik pada Khazanah edisi Maret 2014 ini membahas tentang keberadaan pegadang kaki lima pada masa 1980-1990-an.
Download Khazanah Kearsipan Maret 2014Pedagang Kaki Lima atau disingkat PKL merupakan bagian dari anggota masysarakat yang perlu dikelola sehingga mampu mandiri memenuhi kebutuhan hidup dan mengembangkan usaha informalnya. Pengelolaan pedagang kaki lima bukanlah persoalan yang mudah dan sederhana, karena menyangkut beberapa aspek seperti ekonomi, sosial dan budaya. PKL adalah istilah untuk menyebut penjaja dagangan yang melakukan kegiatan komersial di atas daerah milik jalan (DMJ) yang diperuntukkan bagi pejalan kaki. Ada yang mengartikan pedagang kaki lima adalah mereka yang berjualan dengan menggunakan gerobak sehingga jumlah kaki pedagangnya ada lima. Masalah yang timbul dengan adanya pedagang kaki lima adalah keberadaan mereka yang berada di trotoar yang sebenarnya dipergunakan untuk pejalan kaki, dapat mengganggu pengendara kendaraan bermotor. Selain itu ada PKL yang menggunakan sungai dan saluran air terdekat untuk membuang sampah dan air cuci. Dimana hal tersebut dapat mengganggu kebersihan, keindahan, dan keberlangsungan air bersih.
Dalam edisi juli 2013, Khazanah memuat beberapa artikel diantaranya : Tata Kelola Arsip Dinamis di Perguruan Tinggi: Perspektif Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, Arsip Universitas Gadjah Mada sebagai Pusat Layanan Informasi Melalui Sistem Informasi Kearsipan Berbasis Web, Pembangunan Wisma Kagama dan artikel lainnya yang menarik untuk disimak.
Download Khazanah Kearsipan November 2013Gagasan pendirian Balai Pembinaan Adminitrasi (BPA) UGM bermula dari gagasan/ cita-cita yang berasal dari beberapa pihak, yaitu :
- Kementerian Dalam Negeri
- Universitas Gadjah Mada (Fakultas Sosial dan Politik UGM)
- Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta
- International Cooperation Administration (ICA)
Gagasan ini bertujuan untuk mendapatkan tenaga-tenaga ahli dalam bentuk Public Administration Program (PAP). Penyelengaraannya diselenggarakan oleh ICA yang teknis pelaksanaannya diawasi oleh Seksi Ilmu Usaha Negara Fakultas Sosial dan Politik, yang mempunyai tugas mengembangkan Ilmu Administrasi Negara. Gagasan tersebut sebenarnya sudah direncanakan oleh Departemen Dalam Negeri, tapi karena suatu hal mengalami kemacetan. Sementara itu, Kepala Daerah DIY telah mendatangkan seorang ahli statistik dari ICA untuk membantu bagaimana cara penyelenggaraan pekerjaan di lingkungan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan baik. Ahli statistik tersebut menganjurkan kepada Sri Sultan HB IX, supaya di Yogyakarta ada suatu institut yang dapat memberikan latihan-latihan kepada para pegawai pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam hal ini diharapkan bantuan dari Universitas Gadjah Mada. (Sumber Arsip: Laporan BPA UGM,AS5/OA.LR.05/3)
Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) dibentuk oleh reuni/konggres I alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta tanggal 18 Desember 1958. Hal ini tercantum dalam Anggaran Dasar (AD) KAGAMA yang ditetapkan pada tanggal 21 Februari 1981 oleh Musyawarah Nasional Ke IV seluruh Indonesia di Jakarta. Dalam pasal 5 AD KAGAMA mempunyai tujuan sebagai berikut:
- Mempererat dan membina kekeluargaan diantara alumni UGM serta keluarganya
- Membantu meningkatkan peranan almamater UGM dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi
- Melaksanakan dan memelihara hubungan kerjasama badan-badan kekeluargaan lain di dalam lingkungan UGM
- Menjalankan usaha-usaha dan aktif memberikan bantuan yang diperlukan demi tercapainya segala tujuan dan tugas almamater bagi kemajuan dan kesejahteraan para anggota baik sprituil maupun materiil
- Mendorong para nggotanya untuk mengembangkan serta menerapkan ilmu dan keahliannya untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi masyarakat, bangsa, dan negara pada khususnya serta umat manusia pada umumnya.
Sesuai dengan tujuan KAGAMA tersebut dirasa perlu membangun tempat berkumpul dalam rangka memberikan sumbangan pikiran dalam berbagai aspek kepada UGM. Akhirnya diputuskan dalam Munas III di Surabaya tanggal 5-7 Januari 1977 bahwa akan dibangun Wisma KAGAMA. Pembangunan Wisma KAGAMA ini dilaksanakan dalam tiga tahap.