Kisah Inspiratif Ir. Murdjiati, Lulusan Pertama Teknologi Pertanian UGM

Tahun 1966, bukanlah tahun kebanyakan orang aware terhadap gender equality. Masih kentalnya budaya patriarki yaitu laki-laki memiliki kesempatan yang luas untuk mengenyam bangku pendidikan, berkarya, dan memiliki posisi lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan.

Murdijati Dipodipuro, seorang mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian UGM, lulus sebagai sarjana pertama di Indonesia. Pada saat itu, Fakultas Teknologi Pertanian hanya ada dua di Indonesia yakni UGM dan FATEMETA IPB. Ia menyelesaikan studinya pada tanggal 31 Januari 1966.

Pada saat berkuliah, ia juga aktif dalam berbagai organisasi mulai dari organisasi fakultas hingga kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Salah satu contoh kegiatan yang diikutinya yaitu riset tentang kemungkinan dari hasil bahan sisa-sisa seperti biji durian, rambutan, karet, dan lain-lain. Riset tersebut yang menginspirasi Murdijati Dipodipuro dalam menyelesaikan skripsinya yang berjudul “Kemungkinan Bidji Karet untuk Bahan Makanan”.

Kesukaannya pada ilmu pertanian menjadikan Ia mampu menempuh pendidikan hingga tingkat sarjana pada masa itu. Ilmu yang didapatkan tidak hanya teori namun juga diimplementasikan untuk masyarakat sekitar. Melalui riset-riset yang dilakukan mampu menghasilkan olahan produk yang berkontribusi dalam menjaga keseimbangan pangan sebagai wujud dalam prinsip zero hunger.

Ir. Murdjiati Dipodipuro, sebagai lulusan pertama Teknologi Pertanian UGM, bukan hanya menciptakan sejarah di kampusnya, tetapi juga mewarisi semangatnya untuk menciptakan perubahan dan dinamika positif untuk lingkungan sekitarnya. Ceritanya adalah kisah inspiratif tentang bagaimana pendidikan dapat berdampak besar bagi perempuan yang tidak hanya sebagai wujud dalam kesetaraan gender, namun juga dapat menjadi kekuatan dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya di bidang pangan dan lingkungan.

sdg2sdg4sdg5