Arsip:

penanganan perubahan iklim

Mengubah Sampah Jadi Energi: Bedah Buku di GMLAF 2024 Ungkap Solusi Inovatif untuk Masa Depan

Yogyakarta, 21 Agustus 2024 - Gadjah Mada Library and Archives Fair (GMLAF) kembali menghadirkan salah satu rangkaian acaranya, yaitu Bedah Buku “Waste to Energy: Teknologi Pengolahan Sampah menjadi Energi.” Acara ini berlangsung di Ruang Seminar Gedung L1 lantai 2, Perpustakaan dan Arsip Universitas Gadjah Mada (UGM), dan menarik perhatian para peserta yang hadir.

Bedah buku ini diawali dengan sambutan dari Kepala Perpustakaan dan Arsip UGM, Arif Surachman, S.IP., MBA. Dalam sambutannya, Arif Surachman menyampaikan pentingnya inovasi dalam pengelolaan sampah di era modern, khususnya melalui teknologi yang mampu mengubah sampah menjadi sumber energi terbarukan. Ia juga menekankan peran perpustakaan dan arsip sebagai pusat pengetahuan yang dapat mendukung pengembangan solusi berkelanjutan bagi masyarakat.

Buku yang menjadi fokus bedah ini, “Waste to Energy: Teknologi Pengolahan Sampah menjadi Energi” ditulis oleh Prof. Ir. Arief Budiman, MS., D.Eng., IPU. Buku ini membahas teknologi pengolahan sampah menjadi energi, topik yang sangat relevan di tengah kompleksitas masalah sampah saat ini. Sebelum sesi bedah buku dimulai, Prof. Arief Budiman memberikan pemaparan tentang berbagai teknologi yang dibahas dalam bukunya, seperti Landfill Gas (LFG), biogas, insinerasi, pirolisis, dan gasifikasi. Setiap teknologi ini memiliki keunggulan dan tantangan tersendiri dalam konteks pengolahan sampah menjadi energi.

Selanjutnya, Ir. Wiratni, S.T., M.T., Ph.D., IPM, selaku pembedah, memaparkan keunggulan buku ini. Ia menyebutkan bahwa buku ini sangat bermanfaat bagi pemangku kepentingan, terutama dalam memahami teknologi pengolahan sampah terkini. Salah satu poin penting yang diangkat adalah potensi pengolahan sampah organik, yang mencakup sekitar setengah dari total sampah di Indonesia, dengan teknologi seperti Landfill Gas dan biogas. Beliau juga menyinggung pengolahan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang sebagai contoh implementasi teknologi yang sukses.

Pembedah selanjutnya, Prof. Chandra Wahyu Purnomo, S.T., M.E., M.Eng., D.Eng, menambahkan dengan pemaparan mendalam tentang teknologi termal seperti insinerasi, pirolisis, dan gasifikasi. Menurutnya, teknologi termal ini unggul dalam mereduksi volume sampah hingga 90%, namun memerlukan pemilahan sampah di sumber untuk mengoptimalkan proses dan mengurangi biaya. Beliau juga menekankan bahwa metode termal sebaiknya menjadi opsi terakhir setelah penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam pengelolaan sampah.

Acara ini tidak hanya membahas aspek teknis pengolahan sampah tetapi juga menyoroti pentingnya pendekatan sosio-ekonomi dan edukasi dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Bedah buku ini berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 4 tentang Pendidikan Berkualitas dan SDG 13 tentang Penanganan Perubahan Iklim, serta mendorong kolaborasi antar pihak sesuai dengan SDG 17 tentang Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Melalui acara ini, pemahaman dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dapat ditingkatkan, sekaligus memberikan kontribusi nyata dalam upaya menangani perubahan iklim global.

Kontributor : Ruth Grace Sophie

Bidang Arsip Hijaukan Lingkungan Kerja Melalui Penyediaan Aneka Tanaman Hijau di Balkon Kantor

Berkaitan dengan langkah progresif menuju pembangunan yang lebih berkelanjutan, Bidang Arsip, Perpustakaan dan Arsip Universitas Gadjah Mada memiliki sebuah balkon kantor yang diubah menjadi ruang terbuka hijau yang menarik. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen untuk menerapkan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 3, 13, dan 15 yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, mengatasi perubahan iklim, serta menjaga kehidupan darat yang berkelanjutan.

Penyediaan ruang terbuka hijau di balkon kantor ini bukan hanya bertujuan guna memperindah pemandangan, tetapi juga bermaksud untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan sejuk bagi para pegawai. Hal ini disebabkan keberadaan aneka tanaman hijau di balkon kantor Bidang Arsip dapat membantu menyaring udara dari polusi dan meningkatkan kualitas udara menjadi lebih baik. Ragam tanaman hijau juga dinilai dapat memberikan efek relaksasi yang bisa mengurangi stres sehingga dapat meningkatkan produktivitas pegawai.

Selain manfaat kesehatan, kehadiran tanaman hijau di balkon kantor juga membantu dalam mengatasi atau mengurangi dampak perubahan iklim pada poin SDGs nomor 13. Aneka tanaman tersebut berfungsi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh sektor transportasi. Tanaman hijau berperan penting dalam menyerap karbondioksida dari udara dan menghasilkan oksigen sehingga membantu mengurangi jejak karbon dan memperbaiki kualitas udara di lingkungan sekitar kantor.

Upaya ini juga berkontribusi pada SDGs nomor 15 yang menekankan pentingnya kehidupan darat yang berkelanjutan. Dalam era di mana keberlanjutan menjadi semakin penting, upaya seperti penyediaan tanaman hijau di balkon kantor merupakan langkah kecil yang dapat diambil oleh organisasi untuk mendukung pelestarian keanekaragaman hayati dan menjaga ekosistem perkotaan yang sehat. Penyediaan berbagai macam tanaman hijau di balkon kantor tersebut juga membuat Bidang Arsip, Perpustakaan dan Arsip secara tidak langsung turut berperan serta dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih hijau dan menyegarkan bagi para pegawai dan pengunjungnya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa langkah kecil ini adalah bagian dari upaya bersama untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau, sehat, dan peduli lingkungan. Adapun, penyediaan tanaman hijau di balkon kantor Bidang Arsip bukan hanya sebuah inisiatif lingkungan, tetapi juga merupakan salah satu bentuk upaya organisasi dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

(Kontributor: Farah Zayyinah Faiqotulhimmah)

sdg3sdg13sdg15