Perpustakaan dan Arsip Universitas Gadjah Mada (UGM) turut memeriahkan Kirab Budaya Nitilaku yang diselenggarakan oleh Panitia Dies UGM ke-75, digelar pada Minggu, 15 Desember 2024. Dengan tema “Silaturahmi Kebangsaan”, Nitilaku menjadi momentum penuh makna untuk merefleksikan persatuan dalam keberagaman budaya Indonesia.
Mengusung konsep yang unik dan sarat nilai sejarah, wajah-wajah ceria perwakilan Perpustakaan dan Arsip UGM tampil memukau dengan mengenakan pakaian adat dari daerah asal para rektor UGM. Tidak hanya itu, mereka juga membawa foto rektor-rektor UGM, mulai dari Prof. Sardjito, rektor pertama tahun 1949 - 1961, hingga Prof. Ova Emilia, rektor saat ini. Hal ini menegaskan bahwa UGM adalah institusi yang inklusif dan mencerminkan keberagaman nusantara melalui para pemimpinnya.
Tak hanya sekadar parade, Perpustakaan dan Arsip UGM juga memperkaya acara ini dengan membawa informasi penting tentang jejak kepemimpinan rektor-rektor UGM dari masa ke masa, Sejarah UGM mulai dari berdirinya di Keraton Yogyakarta hingga perpindahannya ke Bulaksumur, kontribusi UGM dalam pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat selama tujuh dekade lebih.
Keikutsertaan Perpustakaan dan Arsip UGM dalam Nitilaku juga menjadi wujud nyata dukungan terhadap Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 4: Pendidikan Berkualitas, melalui edukasi budaya lokal dalam kegiatan akademik; SDG 11: Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan, dengan merayakan pakaian adat sebagai warisan budaya yang perlu dilestarikan; dan SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh, dengan menghormati keberagaman budaya untuk menciptakan masyarakat yang damai dan inklusif.
Kirab budaya ini dimulai dari Wisma Kagama dan berakhir di Balairung UGM, melibatkan berbagai unit kerja di lingkungan UGM dan keluarga alumni UGM (Kagama). Peserta dengan antusias menampilkan kekayaan budaya dari seluruh penjuru negeri, menciptakan suasana semarak yang mencerminkan semangat persatuan dan kebangsaan.
Melalui partisipasinya, Perpustakaan dan Arsip UGM menguatkan perannya sebagai penjaga sejarah dan budaya bangsa, sekaligus penggerak pembangunan berkelanjutan di bidang pendidikan dan kebudayaan.