Arsip:

SDG 4: Pendidikan Berkualitas

PSEKP Kementerian Pertanian Studi Tiru Pengelolaan Arsip ke Perpustakaan dan Arsip UGM

Perpustakaan dan Arsip Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menjadi rujukan dalam pengelolaan arsip perguruan tinggi. Kali ini, Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) Kementerian Pertanian melakukan kunjungan studi banding ke UGM pada Selasa (7/10/2025) untuk mendalami praktik terbaik dalam tata kelola arsip, inovasi layanan, dan pelestarian dokumen institusional.

Pimpinan rombongan, Eni Widajati, S.S., M.A.P., Ketua Tim Kerja SDM dan TURT, berkunjung bersama tiga arsiparis PSEKP Kementan disambut langsung oleh Erna Widayati, S.E., M.M., Kepala Bidang Arsip, Perpustakaan dan Arsip UGM, didampingi oleh arsiparis UGM, Dr. Herman Setyawan dan Heri Santosa, S.S.T.Ars. lihat lanjut

GMLAF 2025 ditutup dengan Apresiasi dan Semangat Baru untuk Perpustakaan dan Arsip UGM

Rangkaian acara penutupan Gadjah Mada Library and Archives Fair (GMLAF) 2025  berlangsung di Rooftop Perpustakaan dan Arsip Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat (19/9/2025). Acara penutupan GMLAF 2025 menjadi momen refleksi sekaligus apresiasi atas berbagai kegiatan yang telah sukses digelar dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Perpustakaan dan Arsip UGM yang ke-2, sekaligus memotivasi insan Perpustakaan dan Arsip UGM untuk terus meningkatkan kinerja dan kualitas layanan.

Dalam laporannya, Ketua Panitia GMLAF 2025, Herman Setyawan, memaparkan bahwa rangkaian kegiatan dimulai sejak Juni hingga September, meliputi Pameran koleksi perpustakaan, arsip, dan museum; talkshow kearsipan; donasi buku; bedah buku; workshop database; Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM); donor darah; lomba tenis meja antarbidang; ceramah kesehatan; fun gathering; serta webinar internasional yang melibatkan partisipasi luas dari civitas akademika dan masyarakat.

Dalam kegiatan donor darah, Perpustakaan dan Arsip UGM bekerja sama dengan Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM. Jumlah peserta donor darah di lingkungan Perpustakaan dan Arsip menjadi yang terbanyak di antara seluruh unit kerja mitra RSA. Sebagai bentuk apresiasi, RSA UGM menghadiahkan seekor kambing kepada Perpustakaan dan Arsip UGM, menandai keberhasilan program sosial ini dalam mendukung kesehatan sekaligus mempererat jejaring kolaborasi.

Acara penutupan juga dimeriahkan dengan pengumuman pemenang lomba tenis meja serta penganugerahan Employee of the Year dan penghargaan Best Employee dalam beberapa kategori. Joko Kristianto terpilih sebagai Employee of the Year 2025. Penghargaan lain diberikan kepada Sutarman (Best Employee Pustakawan/Staf Perpustakaan), Herman Setyawan (Best Employee Arsiparis/Staf Arsip), Dhani Setiana (Best Employee Teknisi), dan Risdianto (Best Employee Petugas Kebersihan). Pemilihan dilakukan melalui mekanisme voting yang melibatkan seluruh staf dan manajemen Perpustakaan dan Arsip UGM, mencerminkan apresiasi atas dedikasi dan kinerja terbaik.

Puncak acara ditandai dengan penutupan resmi oleh Kepala Perpustakaan dan Arsip UGM, Arif Surachman, S.I.P., M.B.A. “Terima kasih atas dukungan dan partisipasi seluruh tim. Semoga ke depan GMLAF dapat terus berkembang, menghadirkan inovasi, dan menjadi ruang kolaborasi yang menginspirasi,” ujarnya.

GMLAF 2025 menjadi wujud nyata komitmen UGM terhadap Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 4: Pendidikan Berkualitas, yang mendorong peningkatan kapasitas literasi informasi dan kompetensi pegawai, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, melalui sinergi dengan berbagai mitra eksternal.

Penutupan ini sekaligus menegaskan bahwa perpustakaan dan arsip bukan hanya tempat penyimpanan informasi, melainkan pusat inovasi yang terus bergerak seiring perkembangan zaman. Dengan semangat baru, Perpustakaan dan Arsip UGM bertekad menghadirkan layanan yang adaptif, kolaboratif, dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat kampus maupun publik luas.

Kontributor: Wasilatul Baroroh

Webinar Internasional Soroti Peran AI dan Open Science dalam Meningkatkan Kualitas Riset

Peran kecerdasan buatan (AI) dalam mendorong transformasi riset dan publikasi ilmiah menjadi sorotan utama dalam Webinar Internasional “Empowering Learning, Research, and Publication in the AI-Driven Open Science Era” yang diselenggarakan oleh Perpustakaan dan Arsip Universitas Gadjah Mada (UGM), pada Rabu (17/9). Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian Gadjah Mada Library and Archives Fair (GMLAF) 2025

Kegiatan yang digelar secara daring melalui Zoom ini mempertemukan pakar dari berbagai negara. Webinar ini menjadi platform penting untuk mendiskusikan peluang, tantangan, dan prinsip etika penggunaan AI dalam penyebaran pengetahuan secara terbuka. Acara ini juga diikuti oleh peserta dari berbagai negara, antara lain China, Taiwan, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Indonesia, yang menunjukkan antusiasme global terhadap topik integrasi AI dan Open Science.

Dalam sambutannya, Prof. Dr. Wening Udasmoro, SS., M.Hum., DEA., Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM menyampaikan apresiasi kepada Perpustakaan dan Arsip UGM yang telah memprakarsai forum strategis ini, serta kepada para pembicara internasional yang berbagi pengetahuan dan pengalaman. Ia menekankan bahwa kemajuan AI dan penerapan prinsip Open Science telah mengubah cara pengetahuan diciptakan, dikelola, dan disebarluaskan. “AI speeds up literature searches, data analysis, and writing, while challenging us to uphold ethics and ensure fair access to research. Libraries and archives are key partners in helping academics master digital skills and publication ethics,” ujarnya.

Webinar menghadirkan pembicara dari kalangan akademisi dan penerbitan global, yakni Muhammad Syafiq bin Rozian (iGroup), Dr. Irwan Endrayanto Aluicius (UGM), Shu Xian Toh (Springer Nature), serta Dr. Xin Bi (Xi’an Jiaotong-Liverpool University). Diskusi berlangsung dalam dua sesi, yaitu perspektif pendidikan tinggi dan perpustakaan terhadap publikasi internasional, serta isu integritas akademik di tengah perkembangan AI dan akses terbuka.

Acara ini dimoderatori oleh Safirotu Khoir, Ph.D., Koordinator Humas dan Kerja Sama Internasional Perpustakaan dan Arsip UGM sekaligus dosen Sekolah Pascasarjana UGM. Dengan kepiawaiannya, Safirotu Khoir memandu diskusi di kedua sesi sehingga berjalan lancar dan interaktif.

Dalam presentasinya, Dr. Irwan Endrayanto Aluicius mengingatkan pentingnya berbagi pengetahuan demi kemajuan bersama. “

We believe that knowledge is the most powerful when we share it. Sharing knowledge empowers communities, drives innovation, and strengthens humanity. So, we should remain locally rooted and globally respected lihat lanjut

Ceramah Kesehatan dan Fun Gathering UGM: Sehat dari Jiwa yang Merdeka

“Gathering harus dimaknai sebagai cara untuk memanusiakan kita kembali. Jiwa yang merdeka adalah jiwa yang tidak dikuasai hawa nafsu, sehingga penyakit tidak bermunculan,” tegas Dr. dr. Zaenal Muttaqien Sofro, Circ&Med, AIFM, dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM. Pernyataan ini disampaikannya dalam ceramah kesehatan bertajuk “Sehat dari Jiwa yang Merdeka” yang digelar di ruang seminar Gedung L1, Perpustakaan dan Arsip UGM, Sabtu (13/9/2025).

Kegiatan ini dibuka dengan sambutan Kepala Perpustakaan dan Arsip UGM, Arif Surachman, SIP., M.B.A., dan dihadiri oleh pimpinan serta staf perpustakaan dan arsip, termasuk pustakawan dan arsiparis di setiap fakultas di UGM.

Dalam ceramahnya, Dr. Zaenal menyoroti pentingnya kesehatan jiwa sebagai fondasi kesehatan fisik dan produktivitas kerja. “Orang seringkali sibuk mengejar kesehatan jasmani, padahal akar penyakit justru muncul dari jiwa yang tidak tenang. Jiwa yang merdeka mampu menahan diri dari hawa nafsu dan tekanan hidup,” jelasnya.

Acara berlanjut dengan fun gathering bersama Dr. Heri Santoso, dosen Fakultas Filsafat UGM. Melalui beragam permainan kelompok, peserta diajak melatih kecerdasan, ketelitian, dan kecermatan yang dapat diimplementasikan dalam tugas sehari-hari.

“Melalui games, kita belajar untuk menjadi tenaga kependidikan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga teliti dan sigap menghadapi tantangan,” lihat lanjut

Benchmarking Kearsipan, Unsoed Belajar ke UGM tentang Inovasi Pengelolaan Arsip Digital

Transformasi digital dalam pengelolaan arsip menjadi sorotan utama dalam kunjungan studi banding (benchmarking) dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) ke Perpustakaan dan Arsip UGM pada Kamis (28/8). Sebanyak enam orang perwakilan Unsoed hadir di Ruang Sidang Arsip, Gedung L7 Lantai 2, untuk mendalami praktik tata kelola arsip yang telah diterapkan UGM.

Rombongan diterima oleh Erna Widayati, S.E., M.M., Kepala Bidang Arsip, Perpustakaan dan Arsip UGM. Ia menegaskan bahwa kunjungan ini tidak sekadar berbagi pengalaman teknis, tetapi juga memperkuat kolaborasi antarperguruan tinggi dalam mewujudkan tata kelola arsip yang transparan dan akuntabel. “Kami menyambut baik kunjungan ini karena pengelolaan arsip tidak bisa berjalan sendiri. Butuh jejaring, sinergi, dan pertukaran praktik baik agar lembaga pendidikan mampu menjaga memori kolektif bangsa dengan lebih baik,” ujarnya.

Sesi materi dibawakan oleh Herman Setyawan, S.Pd., M.Sc., Arsiparis UGM, yang memaparkan sejumlah inovasi kearsipan, mulai dari pencatatan hash arsip untuk menjamin autentikasi, pengelolaan dan ketentuan akses arsip dengan pemanfaatan QR Code melalui aplikasi Sistem Informasi Kearsipan Statis (SIKS), hingga standar format digital. Ia menekankan pentingnya memilih format ideal untuk database arsip statis. “Untuk preservasi jangka panjang, format TIFF dengan resolusi 300 dpi sangat dianjurkan. Namun, untuk kepentingan publikasi cukup menggunakan JPEG. Prinsipnya, setiap arsip harus dikelola sesuai tujuan dan nilai keberlanjutannya,” jelasnya.

Kegiatan ini tidak hanya berhenti di ruang diskusi. Rombongan Unsoed juga diajak meninjau langsung ruang depo dan pengolahan arsip UGM untuk melihat praktik penyimpanan dan penataan fisik arsip. Dengan cara itu, peserta bisa memahami integrasi antara kebijakan, teknologi, dan praktik lapangan dalam manajemen arsip.

Benchmarking ini sejalan dengan komitmen mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). SDG 4: Pendidikan Berkualitas tercermin dari proses transfer ilmu dan praktik terbaik antaruniversitas, SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh, melalui penguatan tata kelola arsip yang akuntabel, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, melalui kolaborasi antarperguruan tinggi dalam mengembangkan ekosistem kearsipan yang berkelanjutan.

Kolaborasi lintas universitas ini diharapkan tidak hanya menghasilkan transfer pengetahuan, tetapi juga membangun kesadaran bahwa arsip adalah aset strategis yang mendukung transparansi, akuntabilitas, dan keberlanjutan institusi pendidikan tinggi di Indonesia.

Kontributor: Wasilatul Baroroh

ArchiTalk Perdana Kupas Pengelolaan Arsip Digital di Perguruan Tinggi

Perpustakaan dan Arsip UGM menghadirkan ArchiTalk yang pertama. Transformasi digital di bidang kearsipan menjadi sorotan utama dalam forum perdana UGM’s ArchiTalk #1 bertajuk “Merekam Jejak Intelektual: Implementasi Lifecycle dan Records Continuum Model di Perguruan Tinggi”. Acara yang digelar secara daring melalui Zoom Meeting pada Jumat (22/8) ini menghadirkan arsiparis UGM, Dr. Herman Setyawan sebagai narasumber dengan Kurniatun, S.IP. sebagai moderator.

Kepala Perpustakaan dan Arsip UGM, Arif Surachman, SIP., MBA., dalam sambutannya menegaskan pentingnya forum ini sebagai ruang berbagi pengetahuan dan pengalaman. “ArchiTalk adalah forum baru yang diinisiasi oleh Perpustakaan dan Arsip UGM untuk berbagi pengalaman, ide, dan inspirasi seputar dunia kearsipan. Melalui forum ini, kami ingin memperkuat kesadaran kolektif bahwa arsip adalah memori intelektual yang harus dijaga bersama,” ujarnya.

Diskusi berlanjut ke sesi inti yang menghadirkan paparan dari narasumber utama. Dalam pemaparannya, Dr. Herman Setyawan menjelaskan perbedaan antara Life Cycle Records (LCR) dan Records Continuum Model (RCM) yang menjadi kerangka pengelolaan arsip di perguruan tinggi. “LCR menekankan siklus linear dari penciptaan hingga pemusnahan arsip. Sementara itu, RCM bersifat multidimensi, memungkinkan arsip dimanfaatkan berulang kali dan secara simultan, sangat relevan untuk konteks digital dan kolaboratif di perguruan tinggi,” terangnya.

 

 

 

 

 

 

Herman juga menyoroti tantangan utama dalam pengelolaan arsip elektronik, mulai dari kerusakan media fisik, keusangan format, hingga ancaman keamanan siber. “Strategi pelestarian jangka panjang membutuhkan penggunaan format standar, backup berkala, serta migrasi data. Arsip yang lahir digital (born digital) maupun hasil konversi perlu diperlakukan dengan standar keamanan tinggi agar dapat bertahan lintas generasi,” jelasnya.

Sesi ArchiTalk perdana ini berhasil menarik perhatian lebih dari 300 peserta dari kalangan arsiparis, mahasiswa, dosen, dan praktisi kearsipan dari dalam maupun luar UGM. Antusiasme terlihat dari partisipasi aktif para peserta yang memanfaatkan ruang diskusi interaktif, baik melalui pertanyaan langsung maupun chat, mencerminkan besarnya minat terhadap isu-isu pengelolaan arsip di era digital.

Menutup acara, hadir tokoh kearsipan nasional Djoko Utomo, mantan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) periode 2004–2009, yang memberikan catatan reflektif. “Arsip bukan hanya sekadar dokumen administratif, tetapi jejak intelektual yang menjadi bagian dari sejarah bangsa. Perguruan tinggi harus menempatkan kearsipan sebagai pilar strategis dalam tata kelola, bukan sekadar beban administratif,” ungkapnya.

Forum ArchiTalk ini sekaligus menegaskan komitmen untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh tampak dari upaya memperkuat tata kelola arsip yang transparan, sementara SDG 4: Pendidikan Berkualitas tercermin dari peningkatan literasi kearsipan bagi sivitas akademika. Tidak kalah penting, SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan hadir melalui sinergi antara akademisi, praktisi, dan lembaga kearsipan nasional.

Dengan antusiasme tinggi dari peserta, ArchiTalk #1 menjadi tonggak awal forum diskusi kearsipan yang diharapkan berlanjut secara rutin. Lebih dari sekadar forum ilmiah, kegiatan ini menjadi ruang berbagi inspirasi dan membangun kesadaran bersama tentang pentingnya menjaga dan merekam jejak intelektual bangsa.

Kontributor: Wasilatul Baroroh

Gelar Posbindu dan Pemeriksaan Gigi: Perpustakaan dan Arsip UGM Dorong Gaya Hidup Sehat di Kampus

Perpustakaan dan Arsip Universitas Gadjah Mada (UGM) menghadirkan nuansa berbeda dalam rangkaian Gadjah Mada Library and Archive Fair (GMLAF) 2025 dengan menggelar Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM)  pada Jumat (15/8). Berkolaborasi dengan Health Promoting University (HPU), Biro Pelayanan Kesehatan Terpadu (BPKT), dan Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSGM), kegiatan ini tidak hanya fokus pada pemeriksaan kesehatan rutin, tetapi juga menyediakan layanan tambahan berupa pemeriksaan gigi dan mulut.

Berlokasi di Ruang Seminar Lantai 2 Perpustakaan dan Arsip UGM, kegiatan berlangsung mulai pukul 07.30 hingga 10.00 WIB dan diikuti 181 peserta yang merupakan civitas UGM. Para peserta mendapatkan layanan pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol, asam urat, hingga konsultasi kesehatan personal. Selain itu, sebanyak 61 peserta juga memanfaatkan layanan pemeriksaan gigi dan mulut yang disediakan dalam kegiatan ini.

Kepala Perpustakaan dan Arsip UGM, Arif Surachman, SIP., MBA., menyampaikan bahwa penyelenggaraan Posbindu PTM dalam acara GMLAF ini merupakan wujud nyata Perpustakaan dan Arsip sebagai pusat layanan holistik. “Perpustakaan bukan hanya untuk pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga kesejahteraan penggunanya. Kesehatan adalah fondasi penting untuk produktivitas dan pembelajaran sepanjang hayat,” ujarnya.

Kegiatan ini menjadi wujud nyata dukungan UGM terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera tercermin dari layanan kesehatan preventif yang diberikan kepada peserta, memastikan deteksi dini faktor risiko penyakit. SDG 4: Pendidikan Berkualitas diwujudkan dengan mengintegrasikan literasi kesehatan ke dalam ekosistem literasi informasi, sehingga peserta tidak hanya mengakses pengetahuan akademis, tetapi juga pengetahuan untuk menjaga kualitas hidup. SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui sinergi lintas unit di UGM dalam menciptakan ekosistem kampus yang sehat, produktif, dan berkelanjutan.

Dengan mengintegrasikan layanan kesehatan, Perpustakaan dan Arsip UGM memperluas makna “mencerdaskan kehidupan bangsa” tidak hanya dalam aspek intelektual, tetapi juga fisik. Sebuah langkah yang menunjukkan bahwa membaca dan menjaga kesehatan adalah dua hal yang berjalan beriringan menuju masyarakat yang produktif dan sejahtera.

Kontributor: Wasilatul Baroroh

Kantor Imigrasi Depok Studi Tiru Pengelolaan Arsip ke Perpustakaan dan Arsip UGM

Perpustakaan dan Arsip Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima kunjungan studi tiru dari Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Depok pada Kamis (7/8) di Ruang Sidang Arsip, Gedung L7 Lantai 2. Kegiatan ini bertujuan memperkuat kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) kearsipan, khususnya dalam pembinaan arsiparis dan pengelola arsip, inovasi, serta mendukung target pengawasan kearsipan di lingkungan Kantor Imigrasi Depok.
Rombongan yang dipimpin oleh Indrias Natanael, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Imigrasi Depok, disambut langsung oleh Arif Surachman, S.I.P., M.B.A., Kepala Perpustakaan dan Arsip UGM, bersama Erna Widayati, S.E., M.M., Kepala Bidang Arsip UGM serta Ully Isnaeni Effendi, S.E., M.Sc., Arsiparis UGM. Dalam sambutannya, Arif menegaskan bahwa pengelolaan arsip yang profesional merupakan fondasi penting bagi transparansi dan akuntabilitas lembaga. “Arsip adalah memori institusi. Dengan pengelolaan yang tepat, kita tidak hanya menjaga dokumen, tetapi juga menjaga jejak pengetahuan dan akuntabilitas publik,” ujarnya.
Kegiatan diawali dengan pemaparan materi strategi pengelolaan arsip dan repositori institusi oleh Tim Perpustakaan dan Arsip UGM, mencakup kebijakan, alur kerja, hingga pemanfaatan teknologi informasi. Sesi dilanjutkan dengan diskusi interaktif, di mana peserta aktif bertanya mengenai pengamanan arsip vital, digitalisasi dokumen, serta mekanisme penyusutan arsip yang sesuai regulasi. Sebagai penutup, peserta diajak berkeliling melihat langsung pengelolaan arsip dan depo arsip.
Kegiatan ini menjadi wahana pertukaran pengetahuan dan best practice, sekaligus memperkuat jejaring kelembagaan dalam bidang kearsipan. Inisiatif ini sejalan dengan komitmen mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4: Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan kompetensi SDM, SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh dengan tata kelola arsip yang transparan, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kolaborasi antarinstansi.
Dengan sinergi seperti ini, Perpustakaan dan Arsip UGM terus memperkuat perannya sebagai pusat rujukan kearsipan, memastikan setiap dokumen dikelola secara aman, akuntabel, dan bermanfaat bagi generasi mendatang.
Kontributor: Wasilatul Baroroh

Talkshow Pancasila dan Kampus Rakyat: UGM dalam Lintasan Sejarah dan Masa Depan

Bagaimana Pancasila hidup di kampus rakyat dan menjawab tantangan zaman? Pertanyaan ini menjadi benang merah dalam talkshow kearsipan bertema "Pancasila dan Kampus Rakyat: UGM dalam Lintasan Sejarah dan Masa Depan", yang diselenggarakan oleh Perpustakaan dan Arsip UGM berkolaborasi dengan Museum UGM, pada Kamis (26/6). Kegiatan ini berlangsung di Ruang Seminar Gd. L1 Lantai 2 dan menjadi bagian dari rangkaian Gadjah Mada Library and Archives Fair (GMLAF) 2025.

Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Dr. Tjahjono Prasodjo, M.A., selaku Ketua Pengelola Museum UGM, yang menekankan pentingnya arsip sebagai penanda identitas institusi dan jembatan nilai antara masa lalu dan masa depan. Ia menyebut bahwa inisiatif semacam ini menjadi medium efektif untuk menafsirkan ulang nilai-nilai dasar kebangsaan dalam konteks kekinian dan kampus sebagai ruang hidup ideologi Pancasila.

pancasila 1

Talkshow menghadirkan dua narasumber utama yakni, Dr. Heri Santoso, S.S., M.Hum., dosen Filsafat Pancasila dari Program Doktor Filsafat UGM, dan Baha’uddin, S.S., M.Hum., dosen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya UGM. Diskusi dipandu oleh Dr. Herman Setyawan, M.Sc.

pancasila 2

Dalam paparannya, Dr. Heri Santoso menekankan bahwa Pancasila tidak bisa berhenti sebagai dokumen normatif atau jargon institusional. "Pancasila harus menjadi cara berpikir, cara bersikap, dan cara bertindak dalam kehidupan akademik dan sosial. Ia adalah energi etik yang menjiwai aktivitas kampus," tegasnya.

Sementara itu, Baha’uddin menyoroti dimensi historis UGM yang sejak awal berdiri telah menjelma sebagai kampus perjuangan dan perlawanan budaya. "UGM didirikan di tengah krisis bangsa, dan sejak itu ia memposisikan diri sebagai kampus rakyat. Identitas ini harus terus dipelihara dengan merawat nilai-nilai Pancasila secara kritis dan historis," ujarnya.

Para pembicara menyoroti peran UGM sebagai universitas nasional sejak 1949 yang menghidupkan Pancasila dalam praktik, mulai dari pengabdian di daerah terpencil hingga simbolisme identitas kampus. Mereka juga mem-

bahas integrasi nilai Pancasila dalam kurikulum, etika akademik, serta relevansinya di kancah global sebagai panduan moral dan visi kebangsaan.

Kegiatan ini dihadiri sejumlah tamu dari beragam latar belakang, antara lain perwakilan dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY, perwakilan dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Yogyakarta, perwakilan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, Ketua Program Studi Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi Sekolah Vokasi UGM, serta arsiparis, pustakawan, pengelola museum, dan mahasiswa UGM.

pancasila 2
pancasila 3
pancasila 4

Talkshow ini mencerminkan komitmen UGM terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) melalui pembinaan nilai kebangsaan dalam pendidikan tinggi, SDG 16 (Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh) melalui penguatan institusi berbasis nilai, serta SDG 11 (Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan) melalui pelestarian memori kolektif dan warisan budaya kampus.

Talkshow ini menjadi ruang reflektif bagi sivitas akademika untuk meneguhkan kembali komitmen UGM dalam merawat nilai kebangsaan, menjaga integritas kelembagaan, dan menghidupkan Pancasila sebagai fondasi intelektual, etis, dan sosial kampus.

Kontributor: Wasilatul Baroroh

Meneguhkan UGM Sebagai Universitas Pancasila melalui Pameran Arsip, Pustaka, dan Artefak Bersejarah

Nilai-nilai Pancasila tak hanya tercantum dalam teks dasar negara, tetapi juga hidup dalam jejak sejarah Universitas Gadjah Mada (UGM). Hal inilah yang diangkat dalam pameran bertajuk "Niskala: UGM Sebagai Universitas Pancasila", yang dibuka secara resmi pada hari Kamis (26/6) di Lobby Perpustakaan dan Arsip UGM. Pameran ini merupakan bagian dari Gadjah Mada Library and Archives Fair (GMLAF) 2025, dan merupakan hasil kolaborasi antara Perpustakaan dan Arsip UGM dengan Museum UGM.

Pameran secara resmi dibuka melalui prosesi pemotongan pita oleh Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA., Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM, yang turut didampingi oleh Arif Surachman, SIP., MBA., Kepala Perpustakaan dan Arsip UGM, serta Dr. Tjahjono Prasodjo, M.A., Ketua Pengelola Museum UGM. Momen pembukaan ini menjadi simbol dimulainya pameran yang menyajikan kekayaan arsip dan artefak sebagai wujud pelestarian nilai-nilai historis dan intelektual yang tumbuh di lingkungan kampus.

pameran 1

p class="rata">Pameran ini tak sekadar menampilkan buku, dokumen, dan benda bersejarah. Ini merupakan upaya menyuarakan kembali peran UGM sebagai institusi akademik yang berdiri di atas nilai-nilai kebangsaan. Dalam sambutannya, Prof. Wening menyampaikan bahwa Pancasila adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan kampus. "UGM mengandung banyak sekali nilai-nilai penting Pancasila yang menjadi fondasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pameran ini mengajak kita merefleksikan kembali bagaimana nilai-nilai itu hidup di kampus ini," ujar Prof. Wening di hadapan para undangan.

pameran 2
pameran 3
pameran 4

Hadir dalam pembukaan sejumlah tamu dari beragam latar belakang, antara lain perwakilan dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY, perwakilan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, Ketua Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya UGM, Ketua Program Studi Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi Sekolah Vokasi UGM, serta staf dan pengunjung Perpustakaan dan Arsip UGM dan Museum UGM.

Pameran ini berlangsung mulai 26 Juni hingga 2 Juli 2025 di Lobby Perpustakaan dan Arsip UGM pukul 08.00-22.00 WIB, dengan menyuguhkan koleksi langka, arsip bersejarah, serta artefak autentik yang menggambarkan kontribusi UGM dalam menghidupkan nilai-nilai Pancasila sejak era pendirian hingga peranannya dalam peristiwa-peristiwa kebangsaan. Pengunjung dapat menyaksikan narasi-narasi tentang tokoh-tokoh pendiri, pergerakan mahasiswa, dan kontribusi institusi dalam menjaga pilar-pilar kebangsaan seperti keadilan sosial, persatuan, dan kemandirian.

Lebih dari sekadar menampilkan arsip, pameran ini menjadi bagian dari komitmen UGM terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Melalui pendekatan edukatif berbasis arsip dan budaya kampus, kegiatan ini mendukung SDG 4: Pendidikan Berkualitas, dengan membuka ruang literasi sejarah dan nilai kepada publik. Selain itu, pelestarian koleksi dan narasi lokal kampus sejalan dengan SDG 11: Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan, yang mendorong perlindungan warisan budaya. Terakhir, nilai-nilai yang dihidupkan melalui pameran ini, seperti keadilan, kebhinekaan, dan integritas kelembagaan, berkontribusi pada SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh.

Pameran ini menjadi ruang reflektif sekaligus inspiratif bagi civitas academica dan masyarakat dalam memaknai kembali peran institusi pendidikan tinggi dalam membentuk narasi kebangsaan. Di tengah arus modernisasi dan disrupsi digital, menghadirkan kembali arsip, pustaka, dan artefak sebagai ruang dialektika publik adalah bentuk nyata komitmen UGM dalam menjaga memori, nilai, dan masa depan bangsa.

Kontributor: Wasilatul Baroroh

pameran 5