Oleh Lillyana Mulya, Trisna Pradita
Mayoritas orang Indonesia saat ini melihat eksebisi sebagai praktik yang lekat dengan bidang seni dan budaya. Praktik ini kemudian diadopsi oleh bidang lain untuk konsep yang sama, yaitu sebagai media komunikasi antara produsen dan konsumen, baik dalam artian komersil maupun tidak komersil. Di era integrasi institusi memori, bidang arsip, sebagaimana juga dengan perpustakaan dan museum, menggunakan eksebisi sebagai strategi komunikasi untuk diseminasi informasi kepada masyarakat. Namun, eksebisi arsip di Indonesia masih terganjal pada pemahaman konsep kuratorial untuk menampilkan arsip dalam konteks. Kerja kuratorial menjadi fokus dalam kajian ini dengan terlebih dahulu mengajukan pertanyaan tentang gambaran eksebisi arsip di Indonesia dan persoalan kuratorial yang muncul dalam eksebisi arsip. Kajian ini memakai metode studi pustaka dan observasi lapangan untuk mendapatkan data mengenai praktik eksebisi arsip di Indonesia. Konten eksebisi kemudian dianalisis untuk kesesuaian objek dengan ide yang disampaikan. Kajian ini menyimpulkan bahwa melalui kerja kuratorial, eksebisi arsip mesti diperankan sebagai penyedia sumber-sumber reliabel sehingga mendapatkan tempat dalam produksi pengetahuan.
Artikel ini merupakan salah satu artikel dalam Khazanah: Jurnal Pengembangan Kearsipan. Kunjungi laman Khazanah: Jurnal Pengembangan Kearsipan untuk membaca lebih lanjut atau mengunduh.