Peran Serta UGM pada Awal Perkembangan Atom di Indonesia

oleh Fitria Agustina

Kata “atom” tentu sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Hampir setiap orang pernah mendengar, bahkan kian hari kian dikenal orang. Tercatat dalam khazanah arsip yang tersimpan di Arsip Universitas Gadjah Mada (UGM)mengenai sejarah tenaga atom, manfaat bagi kehidupan manusia dan kegunaan atom dalam usaha pembangunan di berbagai bidang di Indonesia. Dengan merunut kembali tentang perkembangan dunia atom, khususnya peranan UGM, akan memberikan gambaran tentang atom pada awal perkembangannya di Indonesia.

Sejarah Perkembangan Tenaga Atom di Indonesia

Pertama kalinya rakyat Indonesia mendengar tentang tenaga atom ialah dengan dijatuhkannya bom atom di
Hiroshima dan Nagasaki tahun 1945 yang telah melumpuhkan Jepang hingga menyerah tanpa syarat kepada
Sekutu. Perhatian akan tenaga atom di Indonesia semakin besar sesudah peralihan kedaulatan pada tahun
1954. Kemudian pemerintah membentuk Panitia Penyelidik Radiasi yang diberi tugas untuk mengadakan penyelidikan mengenai radio aktivitas di Indonesia dengan melakukan percobaan senjata nuklir antara lain di Lautan Pasifik. Selain itu, Panitia Penyelidik Radiasi yang diketuai oleh Prof. G.A. Siwabessy, juga mempunyai tugas untuk mempelajari kemungkinan-kemungkinan dipergunakannya tenaga atom dalam usaha pembangunan di Indonesia. Hasil-hasil yang diperoleh dari pengukuran radio aktivitas yang telah dilakukan di berbagai tempat di Indonesia tidak menunjukkan tanda-tanda yang mengkhawatirkan. Oleh karena itu, Prof. G.A. Siwabessy mengusulkan kepada pemerintah agar dibentuk sebuah badan eksekutif yang bergerak khusus di bidang tenaga atom yang mempunyai lingkup fasilitas-fasilitas dan tenaga ahli Indonesia dalam usaha penggunaan tenaga atom di Indonesia. Usul dari Prof. G.A. Siwabessy telah mendapat perhatian dari pemerintah dan dibentuklah Lembaga Tenaga Atom berdasarkan PP Nomor 65 tahun 1958. Sejak didirikan, lembaga ini telah berusaha keras dalam waktu singkat membawa pengetahuan bidang atom di negara kita pada suatu lingkaran yang sederajat dengan keadaan di negara-negara maju. Dalam rangka itu telah dibuat rencana yang terdiri dari 3 tahap, masing-masing terdiri dari 5 tahun.

  1. Rencana 5 tahun pertama diselenggarakan tahun 1959-1964, meliputi:
    1. Pembentukan manpower, yang diusahakan dengan jalan training dan pendidikan di luar dan atau di dalam negeri
    2. Mendirikan fasilitas-fasiltas primer untuk penelitian, training dan pendidikan di Jogja, Bandung, Serpong dan Pasar Djumat dekat Jakarta.
    3. Mengusahakan reaktor-reaktor yang dapat menghasilkan radio isotop, untuk dapat mengembangkan penelitian dan penggunaan tenaga atom di berbagai bidang, disamping memberikan kesempatan kepada para ahli untuk mempersiapkan diri untuk dapat merencanakan, membangun, dan menjalankan sendiri reaktor penelitian dan power reactor. Reaktor dalam rencana ini adalah TRIGA MARK II di Bandung dan Serpong yang baru saja selesai.
    4. Mempersiapkan diri di bidang pengawasan yang tidak hanya bersifat teknis atom, tetapi juga mempunyai aspek hukum yang sah.
  2. Rencana lima tahun kedua diselenggarakan dari tahun 1965-1970 dan meliputi persiapan-persiapan untuk dapat membangun reaktor-reaktor tenaga listrik di tahun 1970. Rencana ini meliputi:
    1. Survei geologi.
    2. Pembangunan laboratorium untuk menganalisa dan proses dari Badan Tenaga Atom.
    3. Mempersiapkan rencana-rencana untuk reaktor untuk keperluan propulsi.
  3. Rencana lima tahun ketiga diselenggarakan tahun 1970-1975, meliputi:
    1. Pembangunan power reactor beserta fasilitas-fasilitas untuk mengambil manfaat dan keuntungan yang sebesar-besarnya dari adanya power reactor tersebut.
    2. Meningkatkan nilai penelitian dan efisiensi di bidang atom yang tidak terbatas pada jangka waktu
      ini saja .
    3. Menyempurnakan instalasi-instalasi yang telah ada danefisiensi penggunaannya.

Hasil-hasil yang telah dicapai sudah cukup memuaskan. Usaha latihan dan pendidikan tenaga-tenaga Indonesia di dalam maupun di luar negeri telah menghasilkan kader yang cukup banyak untuk menjalani dan mempergunakan fasilitas dalam bidang tenaga atom yang sudah ada di Indonesia.

Dalam rangka memperbesar perhatian dan menambah pengetahuan tentang tenaga atom telah diselenggaralan seminar pertama tentang tenaga atom di Bandung pada tahun 1962 dan study group meeting di Jakarta pada tahun 1965 yang membahas tentang penggunaan tenaga atom untuk masa yang akan datang di Indonesia.

Manfaat Tenaga Atom

Dalam pidato PJM Presiden Soekarno pada Pembukaan Subcritical Atomic Reactor di UGM menyebutkan pentingnya pengetahuan atom bagi perikemanusiaan. Beliau memberi contoh manfaat atom dalam bidang
kedokteran, seperi dalam kutipan: “Tahukah Saudara-saudara bahwa saja, sebagai pribadi adalah orang jang pertama, orang Indonesia jang pertama jang pernah mengalami tjara penjelidikan dokter, medical treatment, dengan katakanlah dengan ilmu atom. Belum ada orang Indonesia seperti saja ini, perkara ito lho, perkara itu, belum ada orang Indonesia jang seperti saja. Saja ceritakan, tatkala saja beberapa pekan jang lalu diobati
di kota Wina, penjakit batu gindjal, seperti Saudara-saudara, sesudah para dokter, para professor mengeluarkan batu gindjal dari tubuh saja ini, para professor itu ingin mengetahui dari dua gindjal saja ini kanan dan kiri, ini lho satu di sini satu di sini (dengan menunjuk letaknja). Apakah dua-duanja masih kuat
dan apakah dua-duanja masih sama kuat. Sudah bertahun-tahun gindjal saja itu, atau lebih tepat saja katakan, salah satu daripada dua gindjal saja itu, bertahun-tahun diganggu oleh batu. Dan sesudah batunja keluar, professor-professor ini ingin mengetahui, apakah gindjal-gindjal saja itu masih kuat, atau tepat, sama kuatnja apa tidak, jang kanan dan jang kiri. Saja dimasukkan zat radio aktif Saudara-saudara. Badan saja ini
dimasukkan zat radio aktif, zat radio aktif itu masuk ke dalam darah saja, masuk di dalam gindjal saja, dari dua gindjal dan gindjal dan terus seterusnja. Nah ini, professor-professor itu ingin mengetahui, gindjal dua ini apakah sama kuatnja, ataukah masih kuat. Mereka lantas mengambil apa jang dinamakan Geiger counter, Geiger counter special untuk manusia. Saudara mengetahui kalau ada barang jang radio aktif lantas di Geiger
meter, Geiger counter, penghitung Geiger, lantas si meter, si penghitung, si counter ini mengadakan reaksi, tk, tk, tk,tk, tk, kalau banjak; kalau kurang banjak tjuma tk, tk, tk, tk, tk, tk, tk, tk. Saja punja dua gindjal di
Geiger counter. Nah dengan begitulah dokter-dokter ini mengetahui gindjal mana jang masih kuat atau berapa kuatnja gindjal-gindjal saja itu. Saja tidak bilang sama Saudara mana jang lebih kuat.”

Selain itu, dalam khazanah arsip lainnya, “Tenaga Atom di Indonesia”, menyebutkan juga beberapa manfaat
tenaga atom yaitu:

  1. Di dalam reaktor-reaktor daya, tenaga yang dihasilkan pembelahan inti digunakan untuk membangkitkan listrik. Misalnya untuk kapal selam pembangkitan tenaga listrik dari tenaga inti
    mempunyai keunggulan-keunggulan daripada listrik dari bahan kimia. Bahan bakar inti tidak membutuhkan udara untuk pembakarannya. Oleh karena itu, kapal selam yang menggunakan tenaga inti dapat jauh lebih lama menyelam di bawah permukaan laut. Selain itu, kapal selam yang menggunakan tenaga inti dapat berbulan-bulan tinggal di tengah-tengah samudera sebelum perlu
    berlabuh untuk mengganti bahan bakarnya.
  2. Pembuatan air tawar dari air asin
  3. Dalam bidang pertanian penggunaan sinar radioaktif dapat menghasilkan jenis tanaman yang lebih baik yaitu jenis tanaman yang memberikan hasil lebih besar dan/atau tanaman yang lebih tahan terhadap penyakit.
  4. Dalam bidang kedokteran menggunakan zat-zat radioaktif untuk diagnosa atau terapi penyakit kanker.
    5. Dalam bidang industri teknik zat-zat radioaktif digunakan untuk pengujian kualitas barang-barang
    logam, teknik pengaturan macam-macam proses dengan menggunakan isotop-isotop radioaktif, dan pengawetan makanan dengan sinar-sinar radioaktif.

Peran Serta UGM

Berikut beberapa peran serta UGM dalam perkembangan tenaga atom:

  1. Proyek reaktor di UGM. Untuk melaksanakan tugas-tugas BATAN dengan sebaik-baiknya sebagai instansi pemerintah tertinggi dalam bidang tenaga atom, diperlukan suatu perencanaan yang baik. BATAN telah menyusun perencanaan yang dibagi dalam tahap-tahap, masing-masing terdiri dari lima
    tahun. Untuk merealisasi rencana tersebut, maka didirikan proyek-proyek. Proyek-proyek yang telah dilaksanakan tersebut digolongkan menjadi empat kelompok, yaitu: reaktor, bahan-bahan tenaga atom, isotop, serta pendidikan dan research. Proyek GAMA yang dilaksanakan di Yogyakarta bertujuan untuk membangun fasilitas-fasilitas penelitian yang terdiri dari: subcritical assembly, laboratorium isotope, reactor simulator, gamma irradiator, terutama untuk menampung kemampuan dan keinginan Fakultas Ilmu Pasti dan Alam (FIPA)UGM dalam bidang nuklir. Penggunaan fasilitas penelitian tersebut dimaksudkan untuk penelitian dan latihan dalam bidang reaktor atom, fisika, radio kimia, pertanian, dsb. Semua kegiatan tersebut dilaksanakan berdasarkan kerja sama antara FIPA UGM dengan BATAN, yang dimulai tahun 1960. Dan status pada bulan Agustus 1965 adalah  semuanya telah selesai dan dipergunakan oleh FIPA UGM. Kegiatan selanjutnya akan dibangun Isotope Training Centre.
  2. Mengadakan eksperimen dengan Subcritical Assembly di FIPA UGM. Subcritical Assembly diresmikan
    pada tanggal 18 Desember 1961 oleh PJM Presiden Soekarno. Dalam pidato sambutannya disebutkan tentang asal Subcritical Assembly ini. “Tatkala saja mengadakan pembitjaraan dengan J. Perdana Menteri Krushchow, satu hal jang segera saja bitjarakan dengan beliau ialah, saja minta bantuan agar supaja di Indonesia lekas bisa diadakan satu atomic reactor. Dan seketika itu djuga beliau berkata, saja
    akan kabulkan permintaan Saudara Soekarno ini. Maka berhubung dengan itulah lebih dahulu saja mengutjap terima kasih kepada rakjat Sovjet Uni umumnja, kepada Saudara Perdana Menteri Khruschow chususnja, kepada semua pekerdja-pekerdja, pembantu-pembantu dari Sovjet Uni
    jang merealisasikan Subcritical Assembly di Indonesia ini.”
  3. Fume hood dalam laboratorium radio isotop di Fakultas Ilmu Pasti dan Alam yang dipakai dalam penggunaan isotop-isotop radio aktif.
  4. Mendidik dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan murni yang berkaitan dengan atom yaitu Fakultas Ilmu Pasti dan Alam (termasuk Bagian-bagian Kimia, Fisika, Ilmu Pasti) dan Fakultas Teknik.
  5. Membuat G-M counters oleh ahli- ahli Indonesia di UGM.
  6. Seminar Tenaga Nuklir Seminar tenaga nuklir berlangsung pada tanggal 21-24 Januari 1970 diselenggarakan oleh BATAN dengan Puslit GAMA sebagai tuan rumah. Seminar yang bertempat di Aula Perpustakaan Pusat UGM Sekip Unit V tersebut dihadiri oleh 61 orang peserta dan 17 orang peninjau yang berasal dari berbagai instansi seperti Ditdjen Gatrik, PLN, Lembaga Masalah Ketenangan, Lembaga Fisika Nasional, Ditdjen Litbang AURI, Puster Serpong dan Bandung
    BATAN Pusat, Puslit Pasar Djumat, FIPA UGM/Puslit GAMA, dll. Penyelenggaraan seminar tersebut bertujuan untuk:
  1. Menelaah informasi-informasi yang penting mengenai perkembangan segi teknis dan ekonomis dari introduksi PLTN di Indonesia khususnya, dan negara-negara yang sedang berkembang pada umumnya.
  2. Mempertemukan sarjana-sarjana Indonesia dari berbagai Badan, Jawatan, dan lembaga-lembaga
    ilmiah untuk saling bertukar pikiran dan ilmu pengetahuan dalam bidang tersebut.
  3. Sejauh mungkin membantu merumuskan kebijaksanaan pemerintah dan meninjau langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam perencanaan program tenaga nuklir.
  4. Membahas permasalahan yang mungkin timbul.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.