Senin 14 April 2014, Arsip UGM menerima kunjungan dari Politeknik Negeri Semarang. Rombongan sebanyak lima orang staf Sub Bagian Tata Usaha Politeknik Negeri Semarang yaitu Lusia Sri Retnaningsih, SE., Munadi, SH., RR. Sarwendah P., S.Sos., Sri Maryanti, A.Md., dan Widaryati, A.Md. Direktur Politeknik Negeri Semarang dalam surat permohonannya menyampaikan bahwa maksud dan tujuan dari kunjungan tersebut adalah untuk mengetahui mekanisme penyerahan dan penerimaan arsip inaktif dari Central File ke Record Centre, mekanisme penyimpanan arsip inaktif di Record Centre, dan mekanisme penyusutan arsip di Record Centre.
Sebagai pusat kegiatan civitas akademika, keberadaan kampus UGM sudah pasti mempunyai nilai ekonomis, tidak terkecuali bagi para pedagang kaki lima. Telisik pada Khazanah edisi Maret 2014 ini membahas tentang keberadaan pegadang kaki lima pada masa 1980-1990-an.
Download Khazanah Kearsipan Maret 2014Pedagang Kaki Lima atau disingkat PKL merupakan bagian dari anggota masysarakat yang perlu dikelola sehingga mampu mandiri memenuhi kebutuhan hidup dan mengembangkan usaha informalnya. Pengelolaan pedagang kaki lima bukanlah persoalan yang mudah dan sederhana, karena menyangkut beberapa aspek seperti ekonomi, sosial dan budaya. PKL adalah istilah untuk menyebut penjaja dagangan yang melakukan kegiatan komersial di atas daerah milik jalan (DMJ) yang diperuntukkan bagi pejalan kaki. Ada yang mengartikan pedagang kaki lima adalah mereka yang berjualan dengan menggunakan gerobak sehingga jumlah kaki pedagangnya ada lima. Masalah yang timbul dengan adanya pedagang kaki lima adalah keberadaan mereka yang berada di trotoar yang sebenarnya dipergunakan untuk pejalan kaki, dapat mengganggu pengendara kendaraan bermotor. Selain itu ada PKL yang menggunakan sungai dan saluran air terdekat untuk membuang sampah dan air cuci. Dimana hal tersebut dapat mengganggu kebersihan, keindahan, dan keberlangsungan air bersih.
Dalam edisi juli 2013, Khazanah memuat beberapa artikel diantaranya : Tata Kelola Arsip Dinamis di Perguruan Tinggi: Perspektif Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, Arsip Universitas Gadjah Mada sebagai Pusat Layanan Informasi Melalui Sistem Informasi Kearsipan Berbasis Web, Pembangunan Wisma Kagama dan artikel lainnya yang menarik untuk disimak.
Download Khazanah Kearsipan November 2013Gagasan pendirian Balai Pembinaan Adminitrasi (BPA) UGM bermula dari gagasan/ cita-cita yang berasal dari beberapa pihak, yaitu :
- Kementerian Dalam Negeri
- Universitas Gadjah Mada (Fakultas Sosial dan Politik UGM)
- Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta
- International Cooperation Administration (ICA)
Gagasan ini bertujuan untuk mendapatkan tenaga-tenaga ahli dalam bentuk Public Administration Program (PAP). Penyelengaraannya diselenggarakan oleh ICA yang teknis pelaksanaannya diawasi oleh Seksi Ilmu Usaha Negara Fakultas Sosial dan Politik, yang mempunyai tugas mengembangkan Ilmu Administrasi Negara. Gagasan tersebut sebenarnya sudah direncanakan oleh Departemen Dalam Negeri, tapi karena suatu hal mengalami kemacetan. Sementara itu, Kepala Daerah DIY telah mendatangkan seorang ahli statistik dari ICA untuk membantu bagaimana cara penyelenggaraan pekerjaan di lingkungan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan baik. Ahli statistik tersebut menganjurkan kepada Sri Sultan HB IX, supaya di Yogyakarta ada suatu institut yang dapat memberikan latihan-latihan kepada para pegawai pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam hal ini diharapkan bantuan dari Universitas Gadjah Mada. (Sumber Arsip: Laporan BPA UGM,AS5/OA.LR.05/3)
Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) dibentuk oleh reuni/konggres I alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta tanggal 18 Desember 1958. Hal ini tercantum dalam Anggaran Dasar (AD) KAGAMA yang ditetapkan pada tanggal 21 Februari 1981 oleh Musyawarah Nasional Ke IV seluruh Indonesia di Jakarta. Dalam pasal 5 AD KAGAMA mempunyai tujuan sebagai berikut:
- Mempererat dan membina kekeluargaan diantara alumni UGM serta keluarganya
- Membantu meningkatkan peranan almamater UGM dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi
- Melaksanakan dan memelihara hubungan kerjasama badan-badan kekeluargaan lain di dalam lingkungan UGM
- Menjalankan usaha-usaha dan aktif memberikan bantuan yang diperlukan demi tercapainya segala tujuan dan tugas almamater bagi kemajuan dan kesejahteraan para anggota baik sprituil maupun materiil
- Mendorong para nggotanya untuk mengembangkan serta menerapkan ilmu dan keahliannya untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi masyarakat, bangsa, dan negara pada khususnya serta umat manusia pada umumnya.
Sesuai dengan tujuan KAGAMA tersebut dirasa perlu membangun tempat berkumpul dalam rangka memberikan sumbangan pikiran dalam berbagai aspek kepada UGM. Akhirnya diputuskan dalam Munas III di Surabaya tanggal 5-7 Januari 1977 bahwa akan dibangun Wisma KAGAMA. Pembangunan Wisma KAGAMA ini dilaksanakan dalam tiga tahap.
Dalam edisi juli 2013, Khazanah memuat beberapa artikel diantaranya : Pemanfaatan Sistem Informasi Kearsipan Statis untuk Menunjang Pelayanan di Arsip Universitas Gadjah Mada, Tata Kelola Arsip Keluarga, Pesawat Gelatik untuk UGM dan artikel lainnya yang menarik untuk dibaca.
Download Khazanah Kearsipan Juli 2013Salah satu organisasi wanita yang berdiri pada awal perkembangan Univeritas Gadjah Mada adalah Persatuan Wanita Keluarga UGM (PWK-UGM). Beberapa khasanah arsip bersisi tentang PWK-UGM ini yaitu berupa surat, keputusan rektor, dan Lembaran Berkala “IBU”. Dari arsip-arsip yang tersimpan di Arsip UGM inilah kita dapat mengenal PWK-UGM.
PWK-UGM berdiri pada tanggal 30 Januari 1951 yang diprakarsai oleh sekelompok ibu istri Dosen UGM, antara lain: Ibu Sardjito, Ibu A. Sigit, Ibu Soedomo, Ibu Hardjono, Ibu Moh. Salim, Ibu Harjono, Ibu Wreksodiningrat, Ibu Djojodigoeno, dan Ibu Notosoesanto. Tujuan dari PWK-UGM sangat sederhana sesuai dengan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) yaitu:
Universitas Gadjah Mada dan 4 universitas lainnya yaitu Institut Te k n o l o g i B a n d u n g ( I T B ) , Universitas Cendrawasih (Irian Jaya), Universitas Syah Kuala (Banda Aceh), dan Universitas Mulawarman (Samarinda) menerima pesawat Gelatik buatan PT Nurtanio Bandung jenis PZL 104. Hal tersebut sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 011/DJ/Kep/1980 tentang Penyerahan Pesawat Terbang Gelatik PZL 104 Kepada Pimpinan Universitas Gadjah Mada dan Institut Teknologi Bandung tertanggal 5 Februari 1980. SK tersebut menyebutkan bahwa pertama, menyerahkan pesawat terbang Gelatik PZL 104 kepada: a) Pimpinan Universitas Gadjah Mada b) Pimpinan Institut Teknologi Bandung masing-masing sebuah pesawat terbang. Kemudian yang kedua adalah kepada masing-masing Pimpinan Universitas Gadjah Mada dan Institut Teknologi Bandung, ditugaskan untuk memanfaatkan pesawat terbang tersebut sesuai dengan tujuan pemanfaatannya. Ketiga, biaya pemeliharaan dan pengoperasian pesawat tersebut dibebankan pada anggaran rutin Universitas Gadjah Mada dan Institut Teknologi Bandung.
Dalam edisi maret 2013, Khazanah memuat beberapa artikel diantaranya : Artikel tentang Arsip Foto, Artiket Perencanaan perlindungan Arsip Vital di Lingkungan Pemerintah DIY, Artikel tentang Positivisme dalam Kearsipan, dan artikel lainnya yang menarik untuk dibaca.
Download Khazanah Kearsipan Maret 2013